Samudra Ilmu Agama Islam

Islam Rahmatan Lil 'Alamin

Posts Tagged ‘aqidah islam’

CIRI-CIRI AHLI BID’AH

Posted by Administrator pada 3 Desember 2008

Ciri-ciri ahli bid’ah sangat jelas dan terang, yang paling menonjol diantaranya adalah: kebencian mereka kepada para pembawa riwayat hadits, merendahkannya, dan menggelarinya dengan: penghafal catatan kaki, orang-orang dungu, orang-orang tekstual atau musyabihah (orang-orang yang menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk). Mereka meyakini adanya makna bathin dari hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga mereka menafsirkan hanya dengan otak mereka yang telah dirusak oleh syaitan, hati nurani mereka teleh rusak, dan argumentasi dan pemikiran mereka sangat rancu dan berantakan. Allah berfirman:

 

أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

 

“Mereka itulah orang-orang yang dilaknati oleh Allah dan ditulikan telinganya dan dibutakan penglihatan mereka.” (Muhammad:23).

 

Ahmad bin Sinan Al-Qaththan berkata: “Di kolong langit ini, tidak seorangpun  ahli bid’ah yang tidak membenci ahli hadits, karena ketika orang itu telah berbuat bid’ah maka ia akan kehilangan kemanisan ilmu hadits dalam hatinya”.

 

Abu Hatim Muhammad bin Idris Al-Hanzali Ar-Razi berkata: “Ciri-ciri ahli bid’ah yaitu suka mengolok-olok ahlu atsar (ahli hadits), dan termasuk ciri-ciri orang zindiq (munafiq) yaitu suka menggelari ahli atsar sebagai penghafal catatan kaki, yang mereka inginkan adalah membatalkan atsar sebagai sumber hukum. 

 

Termasuk ciri-ciri qadariyah (orang-orang yang mengingkari adanya takdir) adalah menggelari ahlus sunnah dengan jabariyah (orang-orang yang bergantung kepada takdir dan meninggalkan usaha).

 

Diantara ciri-ciri jahmiyyah (orang-orang yang mengingkari nama-nama dan sifat Allah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan musyabihah (orang-orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk).

 

Diantara ciri-ciri rafidhah (syiah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan nabithah dan nashibah (orang-orang yang membenci ahli bait).

Abu ‘Utsman berkata: “Saya melihat bahwa ahli bid’ah yang menggelari ahlus sunnah [namun dengan karunia dari Allah, tuduhan tersebut tidaklah benar dan tidak pantas disandarkan kepada ahlus sunnah] mereka (ahli bid’ah) mengikuti jalannya musrikin [semoga Allah melaknat mereka] yang menggelari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan gelar-gelar yang tidak pantas. Diantaranya ada yang menggelari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tukang sihir, dukun, ahli sya’ir, orang gila, orang kesurupan, pembohong, tukang nyleneh dan lain sebagainya. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat jauh dari semua ‘aib tersebut. Beliau adalah Nabi dan Rasul yang terpilih. Allah berfirman:

 

انظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الْأَمْثَالَ فَضَلُّوا فَلَا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلاً

 

“Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu).” (Al-Furqan:9).

 

Demikian juga halnya dengan ahlu hadits yang diberi gelar-gelar buruk oleh ahli bid’ah padahal ahlu hadits sangat jauh dan bersih dari celaan tersebut. Ahlu hadits adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnah yang bersih, sistem kehidupan yang diridhai oleh Allah ta’ala, jalan-jalan yang lurus dan hujjah yang kokoh. 

 

Allah telah menganugrahi ahlu hadits untuk dapat meneladani apa yang terdapat dalam kitab-Nya, wahyu-Nya dan  firman-Nya, meneladani Rasul-Nya dalam setiap hadits dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berlaku baik, dalam ucapan dan perbuatan serta mencegah mereka untuk berbuat kemungkaran.

 

Allah juga menolong ahlu hadits untuk dapat berpegang teguh dengan sistem kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Allah-pun menjadikan mereka sebagai pengikut para wali yang terdekat. Allah juga melapangkan dada mereka untuk mencintai beliau, mencintai para ulama umat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” HR Bukhari dan Muslim

Posted in Tauhid | Dengan kaitkata: , , | 1 Comment »

SIHIR DAN TUKANG SIHIR

Posted by Administrator pada 3 Desember 2008

Mereka (Ashabul Hadits) juga berkeyakinan bahwa di dunia ini memang ada sihir dan tukang sihir, akan tetapi tukang sihir tersebut tidak dapat mencelakakan seseorang kecuali dengan izin Allah ‘azza wa jalla, sebagaimana firman Allah ta’ala:

 

وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللّهِ 

 

“Dan mereka (tukang sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah ..”(Al-Baqarah:102) 

 

Siapa yang menjadi penyihir atau menggunakan jasa sihir, sementara ia berkeyakinan bahwa sihir bisa memberi manfaat atau memberi mudharat tanpa izin Allah, maka ia telah kafir kepada Allah ta’ala. 

 

Apabila seseorang telah melakukan hal-hal yang secara dzahir dapat membuatnya kafir itu, maka ia harus dipaksa untuk bertaubat, kalau enggan dipenggal lehernya (oleh penguasa muslim).

  Baca entri selengkapnya »

Posted in Tauhid | Dengan kaitkata: , , | Leave a Comment »

GODAAN SYAITAN

Posted by Administrator pada 3 Desember 2008

Mereka juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa Allah subhanu wa ta’ala telah menciptakan syaitan yang akan menggoda umat manusia, agar mereka tergelincir, maka syaitan-syaitan itu terus mengawasi mereka, Allah berfirman:

 

 وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

 

“Sesungguhnya syaitan itu membisikan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu, dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musrik..”. (Al-An’am:121)

  Baca entri selengkapnya »

Posted in Tauhid | Dengan kaitkata: , , | Leave a Comment »

SETIAP MAKHLUK TELAH DITENTUKAN AJALNYA

Posted by Administrator pada 3 Desember 2008

Mereka juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa Allah ‘azza wa jalla telah menentukan batas akhir kehidupan bagi setiap makhluk.

 

Sesungguhnya setiap jiwa itu tidak akan mati kecuali dengan izin Allah dan takdir dari-Nya. Apabila sudah ditakdirkan waktunya mati, maka tidak ada pilihan lagi kecuali mati. Tidak bergeser sedikitpun.

Allah berfirman:

 

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ

 

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya sesaatpun dan tidak pula memajukannya” (Al-A’raaf:34)

  Baca entri selengkapnya »

Posted in Tauhid | Dengan kaitkata: , , , | 1 Comment »

SESEORANG MASUK SURGA BUKAN KARENA AMALNYA

Posted by Administrator pada 3 Desember 2008

Mereka juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa seseorang tidak bisa dipastikan masuk surga -walaupun ia telah melakukan amalan-amalan yang baik [ibadahnya nampak ikhlas, dan ketaatannya demikian tinggi] dan jalan kehidupannya pantas untuk diteladani- kecuali jika di izinkan oleh Allah, sebagai keutamaan yang diberikan kepadanya. Maka dengan keutamaan dan karunia-Nya itu ia masuk surga.

 

Karena amal baik yang ia lakukan tidaklah dapat dilakukan dengan mudah kecuali karena kemudahan dari Allah. Jika Allah tidak memberi kemudahan [niscaya ia tidak dapat melakukannya. Dan jika Allah tidak mengarunianya hidayah] niscaya ia tidak mendapat hidayah selama-lamanya, [meskipun ia telah berupaya keras]. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala:

 

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ

 

“…Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa saja yang dikehendaki…”(An-Nuur:21)

  Baca entri selengkapnya »

Posted in Tauhid | Dengan kaitkata: , , , | 1 Comment »